ABSTRAK
Uji triaksial merupakan salah satu uji dalam mekanika batuan untuk memperoleh sifat mekanik batuan seperti selubung kekuatan, kuat geser, kohesi, dan sudut gesek dalam. Pada uji triaksial konvensional, dibutuhkan beberapa contoh batuan untuk diberikan tekanan pemampatan yang berbeda. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dari segi biaya dan waktu pengujian, maka muncullah uji triaksial multitahap. Uji ini memungkinkan satu contoh batuan diberikan beberapa tekanan pemampatan yang berbeda.
Beberapa sarjana dari Program Studi Teknik Pertambangan ITB, Boediman (2007), Prassetyo (2008), Vananda (2008), Rachmawan (2008), dan, Anindita (2008), pernah melakukan penelitian di bidang ini dengan menggunakan kontrol pembebanan dalam menentukan titik terminasi. Kemudian Sanusi (2009), Setiawan (2009), dan Saragih (2009) melakukan penelitian di bidang ini dengan menggunakan pembacaan cepat rambat gelombang ultrasonik sebagai penentu titik terminasi. Namun uji triaksial pada penelitian mereka dilakukan pada laju pembebanan normal. Penelitian ini juga menggunakan pembacaan cepat rambat gelombang ultrasonik sebagai penentu titik terminasi, tetapi laju pembebanan yang diberikan adalah laju pembebanan rendah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan pembacaan cepat rambat gelombang ultrasonik yang lebih baik.
Kriteria keruntuhan Mohr – Coulomb, Bieniawski I dan II, dan Hoek – Brown digunakan untuk mengevaluasi hasil uji triaksial multitahap dengan pembacaan cepat rambat gelombang ultrasonik sebagai penentu titik terminasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembacaan perilaku cepat rambat gelombang ultrasonik dapat digunakan dalam menentukan titik terminasi pada uji triaksial multitahap. Dan uji triaksial multitahap dapat digunakan untuk menggantikan uji triaksial konvensional.
Kata kunci: Titik terminasi.