ABSTRAK
Berdasarkan hasil refleksi bersama guru ditemukan masalah mengenai rendahnya hasil belajar matematika di SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus. Hal ini disebabkan karena ada guru yang menggunakan model pembelajaran mirip dengan sintaks model TPS, namun pelaksanaan diskusi belum optimal. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pembelajaran matematika siswa kelas V SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus dengan model TAI lebih efektif daripada model TPS?. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan model TAI daripada model TPS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi-Experimental dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Gugus Kresno Kecamatan Jati Kudus tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling sehingga didapatkan SD 1 Pasuruhan Lor sebanyak 22 siswa sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model TAI dan SD 2 Ploso sebagai kelas kontrol sebanyak 19 siswa menerapkan model TPS. Teknik pengumpulan data hasil belajar menggunakan teknik tes yang berbentuk pilihan ganda.
Hasil penelitian menggunakan data nilai tes awal dan tes akhir menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol yaitu 80,56 dan 77,24. Keefektifan model TAI didasarkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t satu pihak kanan. Berdasarkan analisis uji t didapatkan thitung = 3,35 dan ttabel = 2,042, didukung menggunakan nilai gain diperoleh thitung sebesar 3,39 lebih besar dibandingkan ttabel sebesar 2,042 serta menggunakan nilai N-Gain diperoleh thitung sebesar 4,343 lebih besar dibandingkan ttabel sebesar 2,042 Ha diterima dan Ho ditolak, maka hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan model TAI lebih efektif dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan model TPS. Dari hasil uji keefektifan, rata-rata gain pada kelas eksperimen 27,27 dan pada kelas kontrol rata-rata gain sebesar 18,94 serta rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen 0,61 dan pada kelas kontrol rata-rata N-Gain sebesar 0,44 sehingga peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dikategorikan sedang.
Hasil penelitian menggunakan data nilai tes awal dan tes akhir menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol yaitu 80,56 dan 77,24. Keefektifan model TAI didasarkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t satu pihak kanan. Berdasarkan analisis uji t didapatkan thitung = 3,35 dan ttabel = 2,042, didukung menggunakan nilai gain diperoleh thitung sebesar 3,39 lebih besar dibandingkan ttabel sebesar 2,042 serta menggunakan nilai N-Gain diperoleh thitung sebesar 4,343 lebih besar dibandingkan ttabel sebesar 2,042 Ha diterima dan Ho ditolak, maka hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan model TAI lebih efektif dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan model TPS. Dari hasil uji keefektifan, rata-rata gain pada kelas eksperimen 27,27 dan pada kelas kontrol rata-rata gain sebesar 18,94 serta rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen 0,61 dan pada kelas kontrol rata-rata N-Gain sebesar 0,44 sehingga peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dikategorikan sedang.
Simpulan penelitian ini adalah hasil belajar matematika dengan model TAI dan model TPS mencapai ketuntasan belajar serta hasil belajar siswa menggunakan model TAI lebih efektif daripada menggunakan model TPS. Saran bagi guru yaitu hendaknya menggunakan model TAI pada pembelajaran matematika sehingga dapperoleh hasil belajar yang optimal.
Kata kunci : Model TAI; Hasil Belajar Matematika.
File Selengkapnya.....