ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pandangan jemaat GMIT Syaloom Ende terhadap tradisi Kuwi Roe pada suku Lio di wilayah Flores Tengah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori agama-agama primitif, teori ritual dan teori dari Richard Niebuhr tentang sikap gereja terhadap kebudayaan. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa tradisi Kuwi Roe adalah pemberian makan atau sesajen kepada arwah leluhur yang sudah meninggal sebagai sebuah bentuk ungkapan syukur atas kehidupan yang baik, keselamatan dan terhindarnya dari roh-roh jahat. Namun di satu sisi terdapat perbedaan prinsip oleh karena mayoritas masyarakat suku Lio yang masih menjalankan tradisi tersebut adalah pemeluk agama Katolik dan di wilayah tersebut terdapat kelompok minoritas yang beragama Protestan yang terhimpun dalam GMIT, yang keberadaannya telah ada cukup lama dan hidup berdampingan dengan masyarakat suku Lio di Ende. Jemaat GMIT Syaloom Ende tentu memiliki pandangan tersendiri mengenai tradisi Kuwi Roe dan sangat selektif dalam menerima kebudayaan untuk terinkulturasi dengan ajaran gereja.
Kata Kunci: Ritual, Kristus dan Kebudayaan, Tradisi Kuwi Roe, Pandangan Jemaat.
File Selengkapnya.....