ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa alasan yang melatarbelakangi jemaat BPI (Balai Pembinaan Iman) di Desa Bontihing menggunakan konsep gedung gereja bale bengong sebagai tempat ibadah. Penelitian ini dimotivasi oleh fakta bahwa ada sekelompok orang Kristen Bali masih tetap berusaha untuk mempertahankan komponen-komponen ruang ibadah dengan cara yang berbeda dari segi penghayatan umat di BPI Bontihing melalui teologi bangunan gereja bale bengong sebagai tempat peribadatan mereka.
Penelitian ini menerapkan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi gereja mengenai pemahaman konsep gedung gereja bale bengong dengan tujuan mendeskripsikan alasan-alasan yang melatarbelakangi jemaat BPI di Desa Bontihing menggunakan konsep gedung gereja bale bengong sebagai tempat ibadah. Melalui penelitian ini akan dihasilkan karya ilmiah yang menjadi sumber pustaka bermanfaat bagi kalangan intelektual dan warga gereja. Hasil dari penelitian ini adalah Jemaat BPI Bontihing sampai sekarang tetap mempertahankan Bale Bengong sebagai tempat untuk beribadah karena bale bengong tersebut merupakan sebuah bangunan tradisional yang tercipta dari masyarakat pertanian yang sudah tentu itu datang dari latar belakang jemaatnya. Sesuatu yang timbul kontekstual akan lebih mudah diterima dan dekat sehingga sangat membantu jemaat BPI Bontihing dalam setiap penghayatan imannya. Bale bengong masih menjadi jawaban sebagai media utama dalam berdiskusi untuk membahas hal yang ringan ataupun yang berat yang terkandung nilai-nilai kebersamaan yang menjadi hal utama dasar hidup masyarakat pertanian.
Kata Kunci: Arsitektur, Bale, Bengong, Bangunan, Gereja, Ibadah.
File Selengkapnya.....