ABSTRAK
Intensitas pemberitaan dan visibilitas kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang meningkat belakangan ini memunculkan berbagai respon dari masyarakat maupun gereja di Indonesia terhadap keberadaan mereka. Kisah penciptaan manusia dalam Kejadian 7:27-28 kemudian menjadi beberapa ayat yang digunakan sebagai rujukan gereja dalam menentukan sikapnya terhadap keberadaan kaum LGBT. Pemahaman akan konteks teks pada masa lampau dapat membantu dalam memahami pergumulan para penulis teks pada masa lampau dan dalam memberi pemaknaan terhadap teks untuk masa sekarang. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang penulisan kisah penciptaan manusia tersebut dan memberikan gambaran tentang seksualitas atau heteronormativitas yang mungkin ada di dalamnya. Pendekatan sosio-historis, yang menempatkan penulisan kisah tersebut pada abad keenam sebelum zaman bersama (SZB), membantu untuk merekonstruksi kondisi dan pergumulan orang-orang Yehuda yang pada saat itu hidup pada masa sekitar kehancuran Yehuda hingga pemulihan kembali Bait Allah dan kultusnya. Dari hasil pendalaman yang dilakukan, tampak bahwa dalam masa pemulihan tersebut, para penulis teks mengharapkan agar keteraturan dalam masyarakat dapat tercipta dan keberlangsungan kehidupan jasmani maupun rohani masyarakat dapat terus terjaga. Usaha untuk mewujudkan harapan tersebut dimulai lewat sebuah kisah penciptaan yang menjadi dasar untuk menuntut agar umat Yahudi taat terhadap perintah, sehingga karenanya Allah akan memberi berkat. Kemudian, salah satu usaha untuk menjaga agar tujuan itu tercapai terdapat dalam perintah untuk beranakcucu. Bentuk seksualitas yang tidak menghasilkan anak dianggap merusak tatanan dan mengancam kehidupan bersama. Namun demikian, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pergumulan konteks pada masa sekarang, kisah penciptaan manusia dalam Kejadian 1:27-28 menjadi kurang relevan jika digunakan untuk menolak keberadaan kaum LGBT. Sebaliknya, gereja perlu memandang bahwa semua, manusia dengan berbagai bentuk seksualitasnya, merupakan ciptaan Tuhan yang setara. Gereja harus membawa pembebasan bagi mereka yang terus ada dalam penindasan dan mengajak bersama-sama merayakan kasih dalam persekutuan tubuh Kristus.
Kata kunci: LGBT, Penciptaan, Seksualitas, Sosio-Historis.
File Selengkapnya.....