ABSTRAK
Pada umumnya, gereja memiliki jemaat dari segala kategori usia, baik anak-anak hingga lansia. Gereja bertanggung jawab untuk memperhatikan kebutuhan jemaatnya melalui program pendidikan/pembinaan. Khusus bagi warga dewasa di dalam gereja, dilaksanakannya berbagai program Pendidikan Orang Dewasa. Namun sampai dengan saat ini, kegiatan formal Pendidikan Orang Dewasa mengalami permasalahan mengenai partisipasi mereka di dalam gereja. Sehingga ada yang mengupayakan Pendidikan Orang Dewasa dari organisasi-organisasi antar-gereja atau di luar gereja, agar menjawab parmasalahan tersebut. Salah satu yang dilakukan melalui “Komunitas Pertumbuhan Iman Untuk Menjadi Murid Kristus” yang disingkat KAMBIUM. KAMBIUM disusun dari berbagai lembaga Kristen dan bersifat interdenominasional. Di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Salatiga, walaupun bagian-bagian KAMBIUM tidak dirancang oleh GKI tetapi pada kenyataannya dipakai oleh GKI. Oleh karena itu, penulis tertarik menganalisa cara kerja KAMBIUM dari perspektif teori Pendidikan Orang Dewasa di GKI Salatiga. Tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan dasar pemikiran gereja melaksanakan KAMBIUM di GKI Salatiga serta meninjau secara kritis pelaksanaan KAMBIUM di GKI Salatiga dari perspektif teori Pendidikan Orang Dewasa secara umum menurut Malcom Knowless dan Pendidikan Orang Dewasa dalam gereja menurut Leon McKenzie. Metode penelitian bersifat deskriptif-kualitatif serta teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi kepustakaan dan observasi.
Hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa dasar pemikiran dibentuknya KAMBIUM yaitu untuk menumbuhkembangkan iman warga dewasa serta ingin meningkatkan partisipasi mereka di dalam kegiatan gereja. Namun kenyataannya, usaha tersebut belum terlaksana dengan baik dikarenakan sebagian warga dewasa ada yang tidak menyetujui pelaksanaan KAMBIUM. Salah satu faktornya, mengenai ajaran atau istilah-istilah baru di dalam KAMBIUM yang jarang dipakai oleh GKI Salatiga. Selanjutnya, tinjauan kritis terhadap pelaksanaan KAMBIUM oleh Malcom Knowless, pelaksanaan KAMBIUM di satu sisi, gereja berusaha untuk membantu warga dewasa belajar, agar dapat mengarahkan diri sendiri untuk menjawab kebutuhannya tetapi di lain pihak gereja kurang memperhatikan dengan baik pergumulan warga dewasa sehingga segala persoalan yang terjadi kurang begitu nampak dan pada akhirnya hasil yang dicapai oleh gereja belum maksimal. Kemudian tinjauan kritis terhadap pelaksanaan KAMBIUM oleh Leon McKenzie, mengenai pengajarannya lebih nampak bersifat teologis dibandingkan dengan sekuler/sehari-hari. Di lain hal, gereja juga tidak mengikutsertakan warga dewasa dalam penentuan serta evaluasi program, akibatnya program yang dibuat tidak maksimal. Namun mengenai misi gereja, mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Pelaksanaan KAMBIUM melalui pengajaran serta aplikasinya dapat memungkinkan arti hidup tersedia bagi warga dewasa yang digambarkan sebagai Allah sendiri, yaitu suatu dasar yang memberi arti kepada kehidupan manusia secara menyeluruh. Saran: bahan-bahan pengajaran yang dibuat, harus berdasarkan survei mengenai kebutuhan (teologis maupun sekuler) serta minat warga dewasa dalam gereja. Gereja dapat merancang sendiri bahan pembelajaran untuk warga dewasa dengan tetap menggunakan bahan KAMBIUM yang ada sebagai patokan, tidak serta merta mengambil utuh dari bahan KAMBIUM. Selanjutnya dalam penentuan serta evaluasi program, perlunya pendeta, majelis dan pengurus komisi dewasa, melibatkan warga dewasa didalamnya.
Kata kunci: Pendidikan Orang Dewasa, KAMBIUM.
File Selengkapnya.....