ABSTRAK
Kurangnya pemahaman masyarakat Biak terhadap makna dan tujuan tradisi Mansorandak dan prosesinya yang mereka terus lakukan menjadi dasar berpikir untuk dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini kemudian dilakukan di desa Mokmer. Tujuannya untuk mendeskripsikan prosesi, makna dan tujuan dari upacara Mansorandak. Metode yang digunakan yakni deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masorandak merupakan tradisi penyambutan turun-temurun yang telah diwariskan dari leluhur dalam masyarakat Biak. Upacara ini atau yang sebut sebagai upacara injak piring merupakan suatu bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Biak kepada Manseren atau Tuhan. Orang yang akan dimansorandak di sambut oleh beberapa orang, dan salah satu orang akan mengalungkan bunga kepadanya, kemudian diiringi dengan tarian dan diarahkan oleh para penyambutnya menuju ke tempat di mana piring yang disediakan bagi orang yang dimansorandak itu untuk memasukan kakinya ke dalam piring tersebut. Sebelum kaki dimasukan ke dalam piring yang disediakan, wajah dan kaki dari orang itu haruslah dahulu dibasuh dengan air yang disediakan. Ketika orang tersebut tiba ke tempat di mana piring tersebut berada, kaki dan muka dibasuh terdahulu dengan air. Makna dari pembasuhan ini ialah untuk membersihkan hati dari orang yang disambut itu agar dapat melihat ketulusan dari masyarakat tersebut dan tanahnya. Setelah pembasuhan dilakukan barulah orang tersebut akan memasukan kakinya ke dalam piring tersebut sebagai tanda bahwa ia sudah diterima dalam masyarakat tersebut. Tujuan utama dari upacara ini ialah untuk dapat menghadirkan dan menciptakan rasa kebersamaan serta kekeluargaan yang merangkul masyarakat atau warga masyarakat yang datang ke Biak dengan kasih dan sukacita sekaligus melestarikan budaya turun-temurun yang telah diwariskan para leluhur. Kesimpulan dan saran dicantumkan
Kata Kunci: Masorandak, wor, mokmer, ungkapan syukur, upacara dan Manseren
File Selengkapnya.....