ABSTRAK
Adanya anak kembar merupakan suatu fenomena yang luar biasa karena terdapat dua atau lebih individu yang memiliki banyak kesamaan dan kemiripan. Dalam mengasuh atau merawat anak kembar, orangtua akan memperlakukan anak kembar sama, mulai dari pemberian makan dan minum sama, pakaian sama, tempat tidur sama. Hal tersebut jika dilakukan terus menerus dapat memberikan dampak yang negatif, (misal: kurang percaya diri, kurang mandiri/ketergantungan, pemahaman konsep diri yang kurang) pada kedua anak kembar di kehidupannya selanjutnya. Hal tersebut juga dapat terjadi pada orangtua anak kembar yang ada di Kecamatan, Tambakromo Kabupaten Pati. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui pola pengasuhan orangtua yang diterapkan terhadap anak kembar di Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian berjumlah 6 pasang anak kembar, 6 orangtua anak kembar, 6 guru kelas, dan 6 masyarakat (tetangga terdekat anak kembar). Keabsahan data diukur dengan menggunakan teknik triangulasi sumber, metode dan waktu. Analisis data dilakukan secara interaktif dan terus menerus hingga data jenuh, yaitu dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil yang diperoleh penelitian ini adalah pola pengasuhan yang diterapkan keenam orangtua terhadap anak kembarnya di Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, yaitu menggunakan pola pengasuhan demokratis dan otoriter. Orangtua menerapkan pola pengasuhan demokratis pada anak kembar dalam sebagian besar aspek yang ada dalam pola pengasuhan, yaitu makan dan minum, berpakaian, memberikan barang-barang dan mainan, bermain, belajar, BAB dan BAK, prestasi anak, perilaku anak, sikap orangtua terhadap anak kembar, dan kebersamaan orangtua dengan anak kembar. Sedangkan pola pengasuhan otoriter diterapkan dalam beberapa aspek yang ada dalam pola pengasuhan, yaitu: dalam kegiatan mandi, tidur, belajar, dan sikap orangtua yang selalu membiasakan anak selalu bersama-sama dalam aktivitas atau kegiatan anak kembar. Berdasarkan simpulan tersebut disarankan: (1) orangtua untuk lebih menghargai dan lebih memperhatikan lagi kebutuhan masing-masing anak kembar. (2) Pendidik untuk lebih menghargai keberadaan masing-masing anak kembar sebagai individu yang berbeda. (3) Masyarakat agar tidak selalu memperlakukan anak kembar sama.
Kata Kunci: pola pengasuhan, orangtua, anak kembar
File Selengkapnya.....