ABSTRAK
Skripsi ini fokus terhadap konsep program Bank Kambing Perspektif Dakwah, hasil yang dicapai oleh program Bank Kambing perspektif dakwah pada yayasan Santrendelik Kampung Tobat serta faktor pendukung dan penghambat program bank kambing. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis konsep program bank kambing perspektif dakwah, (2) mengetahui hasil yang dicapai secara keseluruhan serta (3) mengetahui faktor pendukung dan penghambat program bank kambing perspektif dakwah pada yayasan Santrendelik Kampung Tobat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif sebagai pendekatan dalam penelitian guna mendeskripsikan data lapangan. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, interview dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Yayasan Santrendelik Kampung Tobat yang berlokasi di Jl. Kalialang lama IX kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang termasuk salah satu kelurahan yang sebenarnya membutuhkan perhatian khusus. Mengapa demikian? Karena disana banyak faham-faham yang nampaknya perlu diwaspadai, sehingga kadang-kadang dakwah itu harus dialihkan dengan beberapa kegiatan yang namanya lebih menarik, agar bisa diterima oleh semua pihak. Yayasan Santrendelik Kampung Tobat ini bukan hanya bergerak di bidang pendidikan saja, tetapi juga bergerak dalam bidang dakwah melalui program bank kambing.. Karena dulu Sukorejo basisnya orang-orang abangan. Maka oleh ketua Yayasan merekrut atau sasaran dakwahnya kalangan muda. Agar tidak begitu banyak yang tersesat. Bank pada umumnya baik konvensional maupun syari’ah adalah salah satu cara ekonomi yang terdapat unsur profit. Sedangkan bank kambing Santrendelik ini bukan bank yang pengertiannya seperti di kamus dengan ciri-ciri pada umumnya. Jadi program bank kambing inilah yang digunakan oleh yayasan sebagai sarana dakwah kontemporer. Lebih jelasnya bank kambing ini bukan sistem menabung atau investasi dimana keuntungannya dapat dinikmati oleh kedua belah pihak baik berupa uang maupun yang lainnya. Sistem yang digunakan oleh bank kambingpun terdapat siklus yaitu calon anggota menyerahkan dengan nominal tertentu, kemudian akad, dan didata. Setelah uangnya diserahkan dibelikan bibit kambing usia 4/5 bulan dan digemukkan selama 3 bulan kemudian dijual berdasarkan berat hidup. Hasil dari penjualan dibelikan bibit kambing lagi jika memang laba, keuntungannya digunakan untuk kegiatan dan pengembangan dakwah, operasional kandang, pakan, operasional pesantren selain itu juga untuk kegiatan sosial. Sistem pakan di bank kambing ini menggunakan fodder jagung (penyemaian jagung). jadi tidak bergantung pada musim atau lahan orang. Oleh karena itu nama Bank Kambing Santrendelik hanyalah sebuah istilah agar lebih unik dan menarik dalam kegiatan dakwah. Usaha ini, penulis yakin masih ada beberapa kendala. Salah satu kendala yang dihadapi adalah lokasi yang minim sumber air jika musim kemarau. Namun semua akan teratasi jika faktor pendukung yang bisa memadai seperti pengelola yang professional, sistem informasi yang semakin berkembang baik online maupun offline. Penulis yakin Bank Kambing Santrendelik akan semakin maju karena segala hasil yang baik dan maksimal merupakan hasil dari kinerja yang baik dengan ditinjau manajemen yang baik pula.