ABSTRAKS
Skripsi ini mengkaji tentang pekerja anak yang bekerja sebagai ―pak ogah‖ di Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran anak yang bekerja sebagai ―pak ogah‖ serta ingin menjelaskan apa yang menyebabkan mereka bekerja. Subjek penelitian sebanyak sepuluh informan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi.
Teori yang digunakan adalah teori sub-budaya kemiskinan dan teori belajar sosial. Teori sub-budaya kemiskinan digunakan karena mampu menjelaskan bahwa sebagian besar informan merupakan berasal dari latar belakang keluarga yang berada dalam garis kemiskinan yang didalamnya terdapat beberapa karakteristik yang sesuai dengan teori sub-budaya kemiskinan. Sedangkan teori belajar sosial digunakan karena mampu menjelaskan salah satu faktor penyebab anak untuk bekerja sebagai―pak ogah‖.
Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh informan di wilayah penelitian merupakan anak laki-laki yang berusia antara 13 sampai dengan 17 tahun, yang berasal dari suku Betawi dan Jawa dan beragama Islam. Latar belakang pendidikan mayoritas informan sudah putus sekolah pada jenjang SMP, hanya minoritas yang masih menempuh pendidikan di jenjang SD, SMP dan SMA. Para informan sudah bekerja antara satu sampai empat tahun, pada umumnya mereka bekerja satu sampai dua jam dalam sehari dan tiga sampai empat hari dalam seminggu. Penghasilan mereka antara lima ribu sampai delapan puluh ribu dalam sehari. Latar belakang keluarga mayoritas informan berasal dari keluarga miskin yang dalam kehidupan kesehariannya terdapat beberapa karakteristik yang sesuai dengan teori sub-budaya kemiskinan, seperti terbatasnya akses terhadap pendidikan, kesehatan dan konsumsi, terbatasnya tempat tinggal karena pemukiman kumuh dan padat, adanya perasaan tidak berharga dan tidak berdaya, kurangnya pengasuhan oleh orang tua serta tingginya tingkat kesengsaraan karena beratnya penderitaan Ibu. Namun demikian, terdapat karakteristik sub-budaya kemiskinan yang tidak sesuai, seperti rendahnya partisipasi ke dalam lembaga masyarakat, adanya pernikahan di usia dini dan tingginya perceraian dalam keluarga Penyebab informan bekerja karena adanya faktor pendorong yang berasal dari kemauan mereka sendiri untuk mencari uang. Faktor mencari uang ini disebabkan oleh tiga alasan. Pertama, untuk membantu pemenuhan ekonomi keluarga, yang sifatnya primer. Kedua, untuk memenuhi konsumsi (jajan) sendiri, yang sifatnya sekunder. Ketiga, untuk pemenuhan kebutuhan sekolah yang meliputi membeli buku dan bayaran sekolah. Kemudian terdapat tiga faktor yang menjadi daya tarik pekerjaan ―pak ogah‖ yang menyebabkan informan bekerja. Pertama, kenyamanan bekerja, hal ini disebabkan karena terdapatnya teman sebayanya yang juga bekerja dan mempengaruhi semua informan untuk menggeluti pekerjaan ini. Kedua, adanya penghasilan rutin dan mencukupi untuk kebutuhan mereka. Ketiga, tidak membutuhkan keahlian dan modal besar.