ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja karyawan PT. Sampoerna Prinpack, Cakung, Jakarta timur. Penelitian ini dilakukan di PT. Sampoerna Printpack, Cakung, Jakarta timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif berskala ordinal, sedangkan untuk menguji adanya hubungan antara dua variabel peneliti menggunakan uji koefisien korelasi spearman, yang dimaksud dalam hal ini dua variabel tersebut adalah variabel motivasi kerja dengan kepuasan kerja karyawan PT. Sampoerna Printpack, Cakung, Jakarta timur.
Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah Teori Dua Faktor yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg yang mengkaji tentang motivasi kerja yaitu faktor motivator (intrinsik) meliputi prestasi kerja, pengakuan orang lain, tanggung jawab, peluang untuk maju, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan pengembangan karir dan faktor hygiene (ekstrinsik) yaitu kompensasi (pengupahan), keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, status, prosedur organisasi, mutu dari supervisi teknis dari hubungan interpersonal diantara teman kerja maupun dengan atasan. Untuk indikator kepuasan kerja digunakan konsep yang berasal dari Paul. E. Spector yang membagi ke dalam sembilan aspek yaitu upah, promosi, supervisi, benefit, pengakuan, prosedur dan peraturan kerja, rekan kerja, jenis pekerjaan, komunikasi.
Hasil uji Spearman dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan kepuasan kerja dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,853, maka hubungannya sangat kuat. Sementara nilai koefisien hasil dari uji Spearman hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan kepuasan kerja diperoleh sebesar 0,644, maka hubungannya kuat. Juga hasil analisis uji spearman dari kedua variabel menunjukkan hubungan yang signifikan (Sig 2-tailed) sebesar 0,000, sehingga signifikansinya 0,000 < 0,01 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan untuk variabel motivasi kerja (intrinsik dan ekstrinsik) dengan kepuasan kerja terdapat pula hubungan yang signifikan dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,850, maka hubungannya sangat kuat. Dari hasil analisis uji spearman dari kedua variabel juga memiliki hubungan karena nilai signifikansi (Sig 2-tailed) sebesar 0,000, sehingga signifikansinya 0,000 < 0,01 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi kerja yang diberikan oleh perusahaan, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja yang didapat oleh karyawan.