ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan patron-klien dalam kelompok pemulung Kelurahan Jatinegara. Kelompok pemulung di Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur ini merupakan masyarakat pendatang yang sebagian besarnya berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan di daerah belakang Pasar Pulo Jahe, samping SDN Jatinegara dan belakang PIK (Pulo Gadung Industri Kecil), Rawa Badung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, bertujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut melalui pengumpulan data, baik itu data primer yang dikumpulkan melalui metode wawancara dan observasi (pengamatan langsung) maupun data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan. Selanjutnya metode studi kasus ini untuk menerangkan suatu peristiwa yang sedang terjadi. Wawancara dilakukan dengan informan sebanyak dengan jumlah informan sebanyak 13 orang, 2 orang diantaranya para suami dari ketua kelompok lapak I dan ketua kelompok lapak II, 5 orang dari anggota kelompok lapak I dan 6 orang dari anggota kelompok lapak II. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah definisi patron-klien oleh Eric Wolf tentang hubungan antara atasan (patron) dengan bawahan terdapat hubungan yang tidak seimbang karena adanya posisi status sosial ekonomi, kedudukan, wewenang serta pengaruh berada lebih tinggi dari seorang bawahan (klien). Kemudian teori Modal sosial Putnam tentang hubungan sosial (jaringan), kepercayaan dan norma diantara mereka. Modal sosial yang dimiliki oleh kedua kelompok pemulung ini tidak dilihat dari segi ekonominya melainkan dari jaringan, kepercayaan dan hubungan timbal balik berat sebelah yang mereka miliki.
Hasil penelitian menunjukkan, sebagai berikut. Pertama, terbentuknya hubungan patron-klien dalam kedua kelompok ini terjadi karena ajakan si ketua kelompok (patron) kepada para anggota kelompok (klien) di kampung yang sedang mengganggur (tidak bekerja) melalui mulut ke mulut, dari saudara ke saudara, dari saudara ke teman maupun dari teman ke teman untuk ikut bekerja dengan dirinya. Kedua, unsur-unsur yang membentuk patron-klien ini terbagi menjadi tiga unsure yakni; jaringan, kepercayaan (Trust) dan norma. Unsur jaringan terbentuk karena adanya kerjasama dalam sebuah ikatan kelompok. Kerjasama ini terbagi menjadi dua yaitu; kerjasama dalam lapak seperti menjual dan membeli barang-barang pulungan (barang-barang bekas) yang di peroleh anggota maupun masyarakat sekitarnya serta kerjasama dalam hal saling tolong-menolong diantara mereka, selain itu kerjasama di luar lapak seperti, menjual hasi pulungan anggota dan kerjasama dalam bentuk arisan. Unsur kepercayaan ini berupa pemberian pinjaman uang yang dilakukan oleh para klien kepada patronnya (Casbon), dan unsur norma yang berupa hak dan kewajiban bagi patron maupun klien.
Kata kunci: Teori patron-klien Eric Wolf, Pertukaran dan Ketimpangan.
File Selengkapnya.....