ABSTRAK
Pada dasarnya, tanda adalah suatu yang sangat penting terutama bagi kehidupan manusia yang tidak terlepas dari sistem tanda. Oleh karena itu, mempelajari ilmu tentang tanda atau yang disebut dalam ranah keilmuan sebagai semiotik (al Simiyaiyah) merupakan kajian yang sangat penting pula. Tanda bukanlah sesuatu yang tidak ada arti maupun fungsinya, karena didalam tanda tersirat maksud dan tujuan tertentu yang ingin disampaikan oleh sang pembuat tanda. Salah satu pembuat tanda ialah sastrawan. Dengan tanda, seorang sastrawan dapat dengan mudah mengungkapkan apa saja yang ingin diungkapkan, seperti kritik, peringatan, pesan maupun saran kepada khalayak termasuk didalamnya pemimpin ataupun penguasa mengenai banyak hal, seperti politik dan sosial tanpa ada rasa khawatir akan hukum dan lain sebagainya.
Adapun karya sastra yang banyak memuat tanda didalamnya adalah puisi (syi’ir) karya sastrawan negara Iraq masa modern ‘Badr Syakir al Sayyab’ yang berjudul “Unsyudah Al Matar”. Puisi bebas (syi’ir al Hurr) ini ditulis al Sayyab menggunakan banyak tanda yang memungkinkan tujuan sebagai bentuk kritik pemerintahan dan menggambarkan kondisi negara Iraq pada masa kolonial Inggris agar tidak terlibat hukum atau sesuatu yang mungkin terjadi karena mengkritik pemerintah. Adapun penelitian ini mempunyai dua tujuan, yang pertama adalah untuk mengetahui bentuk tanda (semiotik) berupa al Dal dan al Madlul menurut Ferdinand De Saussure, dan yang kedua untuk mengetahui makna tanda (semiotik) berupa al Murakkab dan al Nidhom menurut Ferdinand De Saussure.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori semiotik Ferdinand De Saussure yang menyebutkan bahwa semiotik (tanda) itu terdiri dari dikotomi linguistik, yang pertama adalah penanda (al Dal) dan yang kedua adalah pertanda (al Madlul). Adapun penanda (signifier), yaitu aspek material tanda yang bersifat sensoris, didalam bahasa lisan mengambil wujud sebagai citra bunyi atau citra akustik yang berkaitan dengan sebuah konsep. Substansi penanda bersifat material, entah berupa bunyi-bunyi, objek-objek, imaji-imaji dan sebagainya. Sementara pertanda (signified) yaitu aspek mental dari tanda-tanda, yang biasa disebut juga sebagai “konsep”, yakni konsep-konsep ideasional yang berada di dalam benak penutur. Didalam pertanda juga akan menghasilkan suatu makna. Adapun makna suatu tanda, akan diperoleh dari salah satu unsur semiotik (tanda), yaitu al Murakkab dan al Nidhom. Adapun hasil penelitian dengan menggunakan teori De Saussure, diketahui bahwa terdapat 3 macam tanda dari 121 bait Qasidah “Unsudatul Maṭar” Karya al Sayyab, dan terdapat al Murakkab dan al Nidhom di setiap Maqto’ yang ditandai dengan pengulangan kata “Matar”.
Kata Kunci: al Simiyaiyah, De Saussure, Unsudatul Maṭar, Signified dan signifier, al Murakkab dan al Nidhom
File Selengkapnya.....