ABSTRAK
Dalam kehidupan bermasyarakat suatu kelompok minoritas tidaklah lepas dari anggapan-anggapan miring mengenai suatu identitas sebuah kelompok. Terlebih masyarakat marjinal yang merupakan suatu komunitas minoritas dalam masyarakat, dengan berbagai macam identitas yang dapat dikatakan tabu oleh pandangan masyarakat pada umumnya, yakni dengan berbagai macam gambar/tattoo di tubuh para anggotanya dan hal lainnya yang diluar dari kebiasaan masyarakat. Umumnya, tatto dekat dengan budaya pemberontakan. Adanya pemakaian tatto seakan-akan itu adalah budaya pemberontakan, karena dianggap melanggar aturan. Maka makin sempurnalah tatto sebagai sesuatu yang ditabukan dan diharamkan. Maka anak-anak muda memakai simbol tatto sebagai simbol pembebasan.
Secara garis besar penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengguna dan masyarakat dalam memandang dan memaknai tentang tatto tersebut. Bagi para pengguna apakah terdapat makna dan nilai-nilai tersendiri yang terdapat dalam tattoo tersebut, dan apakah mempengaruhi dalam kehidupannya pribadi maupun kehidupan bermasyarkat. Sedangkan bagi masyarakat apakah yang selama ini stigma negatif tentang eksistensi tatto masih relevan seiring dengan perkembangan masa dan gaya hidup. Image tentang tatto, memang masih beraneka ragam. Tapi kebanyakan masyarakat masih menilai tatto itu menyeramkan karena berkaitan dengan pelaku kriminal. Pada awalnya, tatto itu dikenal sebagai nilai seni dan kecantikan atau simbol ritual, kepercayaan, ketimbang sebagai simbol kriminal.
Subjek utama yang diteliti adalah Komunitas Marjinal tairng babi, yaitu sebagai suatu kelompok minoritas yang tinggal dan menyatu dengan masyarakat setempat. Dengan berbagai macam identitas mengenai komunitas tersebut seperti tatto yang banyak terdapat di tubuh mereka, telinga yang di pierching, dan beberapa hal lain yang lagi tidak lah wajar dalam sebuah lingkungan bermasyarakat. Akan tetapi masyarakat dapat menerima dan sama-sama saling mendukung dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Namun dalam pembahasan skripsi ini secara umum melihat bagaimana antara pengguna dan masyarakat dalam memahami dan memaknai suatu perbedaan.
Dalam penelitian ini menggunakan informan yang sudah ditentukan dalam melengkapi informasi tentang pemaknaan tattoo antara pengguna dan masyarakat di Gg Setia Budi Srengseng Sawah Jagakarsa. Dalam mendapatkan informasi dilakukan dengan metode wawanra mendalam kepada informan. Dan dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu dengan mendatangi kelurahan untuk mendapatkan informasi tentang masyarakat di Srengseng Sawah, serta melakukan pengamatan lapangan (observasi) untuk menambah informasi dalam penulisan skripsi ini. Setelah mendapatkan data keseluruhan dari lapangan, penulsi menganalisa data, kemudian di seleksi untuk mengambil data yang khusus yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Untuk kemudian penulis merumuskan kesimpulan data hasil penelitian.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemaknaan tatto antara pengguna dan masyarakat jelas adalah merupakan seseuatu yang berbeda. Bahwasanya sebuah gambar tatto bagi pengguna di komunitas marjinal ini terdapat suatu arti tersendiri bagi mereka, baik itu pengalaman hidup atau pun sebuah motivasi dalam menjalankan kehidupan agar lebih baik. Sedangkan bagi masyarakat di Gg Setia Budi, mereka pada umumnya sama dengan masyarakat lain memandang tatto merupakan suatu hal yang tabu, akan tetapi ketika mereka diberikan informasi mengenai tattoo, bahwasanya tattoo hanyalah sebuah gambar dan merupakan bagian dari suatu seni, dan dijelaskan mengenai tattoo dan kriminalitas bahwa harus di bedakan antara tattoo dan prilaku individu. Maka masyarakat pun dapat paham dan mengerti, dan menilai seseorang tidak hanya berdasarkan penampilan akan tetapi lebih kepada prilaku dan bagaimana mereka dapat ber-interaksi dengan masyarakat dengan baik.
Kata Kunci: Pemaknaan Tatto, Simbol, Masyarakat.
File Selengkapnya.....