ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menguji penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pendidikan adalah salah satu faktor penting yang menjadi penyebab terjadinya pernikahan dini di Indonesia, khususnya di beberapa daerah di pedalaman seperti Kalimantan, Jawa Timur dan Jawa Barat. Perbedaannya adalah, skripsi ini menguji sejauh mana pendidikan menjadi faktor utama bagi tingginya tingkat usia pernikahan pertama yang terjadi di daerah perkotaan. Penelitian ini memfokuskan diri kepada usia perkawinan pertama dengan latar belakang pendidikannya, oleh karena itu penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan jumlah responden sebanyak 500 pasangan, yang diambil dari data akta nikah dari KUA Pamulang pada tahun 2010-2011. Data tersebut kemudian dianalisis dengan statistik non parametriks, serta diperkuat dengan studi kualitatif berupa wawancara dengan 5 orang pengantin wanita pada tahun 2010-2011,1 orang tua, serta 2 orang pihak KUA Pamulang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara usia pernikahan pertama dengan pendidikan di perkotaan itu rendah. Terjadinya pernikahan dengan usia remaja mayoritas dilatarbelakangi oleh Married by Accident (MBA), perjodohan, atau kesiapan untuk menikah sudah bulat. Hal ini sesuai dengan beberapa temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa pernikahan dengan usia pernikahan pertama remaja itu hanya beberapa persen dipengaruhi oleh pendidikan, dan teori Goode yang menyebutkan bahwa perempuan diperkotaan cenderung untuk menikah di usia matang dibandingkan dengan pedesaan karena alasan pekerjaan dan pendidikan.