ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena dilapangan pada saat penulis melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL) di SMP Negeri 8 Semarang dan observasi awal di SMA Negeri 8 Semarang bahwa pelaksanaan Home Visit belum sesuai dengan prosedur pelaksanaan yang benar. Home Visit dilakukan secara insidental dan frekuensi dilakukan Home Visit dilakukan tidak lebih dari 1 kali dalam setahun. Kunjungan Rumah (Home Visit) merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung jawab guru BK dalam pelayanan konseling. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor penghambat operasionalisasi Kunjungan (Home Visit) di SMA Negeri se-kota Semarang tahun ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian survei. Untuk populasi pada penelitian ini sejumlah 71 guru BK di SMA N se-kota Semarang. Sampel yang digunakan adalah sejumlah populasi namun hanya 59 guru BK yang dapat menjadi sampel karena terdapat 2 sekolah yang tidak berkenan untuk di teliti yaitu SMA N 4 Semarang dan SMA N 12 Semarang. Serta 3 guru BK di SMA N 2 Semarang tidak dapat mengikuti proses penelitian sebagai sampel. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Angket. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase.
Hasil yang ditemukan bahwa Operasionalisasi Kunjungan Rumah (Home Visit) di SMA Negeri se-kota Semarang mengalami hambatan cukup tinggi dengan presentase sebesar 65,03%. Faktor penghambat yang ditemukan antara lain kurangnya pemahaman guru BK berkaitan dengan Home Visit yaitu melaksanakan Home Visit secara insidental tanpa memperhatikan prosedur, hanya memberikan Home Visit kepada siswa yang telah memiliki skor pelanggaran tinggi, persetujuan siswa tidak diperlukan dalam Home Visit serta terbatasnya sarana prasarana. Simpulan yang didapatkan adalah Faktor Penghambat Operasionalisasi Kunjungan Rumah (Home visit) di SMA Negeri se-kota Semarang adalah kurangnya pemahaman dari guru BK berkaitan dengan Home Visit. Adapun saran yang diberikan kepada guru BK SMA Negeri se-kota Semarang adalah untuk mempelajari hakikat Home Visit dan melaksanakan prosedur operasionalisasi Home Visit dengan baik dan benar dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis evaluasi, tindak lanjut hingga laporan.
Kata kunci: faktor penghambat, operasionalisasi Kunjungan Rumah (Home Visit), SMA Negeri
File Selengkapnya.....