ABSTRAK
Seiring kemajuan zaman, beragam kesenian Betawi kini mulai tergeser karena keberadaan kesenian modern, sehingga kesenian-kesenian tradisional Mmulai punah dan kurang dilirik oleh generasi muda, yang seharusnya melestarikan kebudayaan nenek moyangnya. Dengan adanya berbagai macam pengaruh, termasuk seperti kemajuan teknologi, maka pelaku Gambang Kromong harus melakukan adaptasi untuk tetap bertahan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi adaptasi yang dilakukan kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi perubahan. Teori menggunakan pemikiran August Comte dan Piritim Sorokin tentang perubahan sosial. Auguste Comte dan Piritim Sorokin tentang perubahan sosial. Dalam hal ini Comte lebih mengusulkan suatu model linear yang berkulminasi pada munculnya masyarakat positivis, sedangkan Sorokin mengembangkan model siklus perubahan sosial.
Serta menggunakan teori pemikiran Talcott Parsons mengenai adaptasi. Model ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan pembangunan dalam sebuah masyarakat, yaitu bermula dari masyarakat tradisional dan diakhiri dengan masyarakat yang memiliki konsumsi tinggi. Dan menggunakan teori Parsons tentang A-G-I-L, (Adaptation, Goal attainment, Integration, latent Pattern Maintenance and tension management. Model ini menjelaskan secara menyeluruh tentang masyarakat dan menjelaskan bagaimana masyarakat dapat bertahan dalam jangka waktu panjang, dalam hal ini adalah kelompok musik Gambang Kromong. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan metode kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif. Metode kualitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam peneltian ini sebanyak 15 orang, terdiri dari 11 orang pemain alat dan tiga penari dan penyayi, dan satu orang pimpinan kelompok musik.
Dari hasil pengamatan dan penelitian di lapangan, maka dapat dinyatakan bahwa kelompok musik Gambang Kromong masih dapat bertahan hingga saat ini, dengan konsekuensi tawaran bermain tidak seramai di tahun 1970-an. Hal ini dikarenakan banyaknya keberadaan kesenian modern, sehingga kesenian tradisional mulai terlupakan dan juga mengalami perubahan. Maka, Kelompok Musik Gambang Kromong melakukan perubahan yang dapat dilihat dari, adanya penambahan alat-alat musik, adanya pengkombinasian lagu-lagu yang dinyanyikan, dan pemainnya yang terdiri dari anak-anak sampai orang tua.