ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris tentang gaya kelekatan remaja dan orang tua, yang dilihat menurut jenis kelamin dan pendidikan terakhir orang tuanya pada siswa SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai deskriptif. Penelitian ini dilakukan kepada 227 orang siswa SMP Negeri 1 Nguter, dengan perbandingan untuk kelas VII berjumlah 76 siswa, VIII berjumlah 84 siswa dan 67 siswa kelas IX. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode skala psikologis dan metode wawancara. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis kuantitatif yang mencakup deskriptif prosentase serta analisis kualitatif wawancara sebagai data pendukung. Keabsahan data menggunakan trianggulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan secara umum gambaran gaya kelekatan remaja dan orang tua terlihat banyak siswa yang memiliki kelekatan aman dengan persentase 67%, gaya kelekatan menolak 2% dan 31% kelekatan terpreokupasi. Gaya kelekatan takut menghindar tidak muncul pada populasi SMP Negeri 1 Nguter Kebupaten Sukoharjo. Menurut jenis kelamin siswa siswa laki-laki lebih banyak terlihat pada kelekatan aman dan kelekatan menolak, sedangkan perempuan lebih banyak terlihat pada kelekatan terpreukupasi. Menurut latar belakang pendidikan orang tua, ayah dengan tingkat pendidikan terakhir sarjana lebih menonjol pada kelekatan aman, sedangkan SMA pada kelekatan menolak dan SD/tidak sekolah pada kelekatan terpreokupasi. Tingkat pendidikan terakhir ibu terlihat SMP/tidak sekolah dengan persentase tertinggi pada kelekatan aman, kelekatan menolak dengan tingkat pendidikan SMA tertinggi dan tingkat pendidikan terakhir sarjana dengan persentase tertinggi.
Simpulan dari penelitian ini bahwa secara umum gaya kelekatan remaja dan orang tua pada gaya kelekatan aman. Sebagian besar dari siswa perempuan pada gaya kelekatan terpreokupasi dan tetap mengupayakan pendidikan dalam keluarga dengan tidak mengesampingkan pendidikan formal. Sebagai implikasi penerapan layanan bimbingan dan konseling sebagai upaya pencegahan dan pemecahan masalah, guru bimbingan dan konseling dapat melakuan kolaborasi dengan orang tua dengan berdiskusi dan konsultasi. Layanan bimbingan dan konseling dengan tema diskusi dan perhatian seperti layanan konseling individual, bimbingan dan konseling kelompok dan format klasikal dapat diberikan untuk membantu siswa mencapai gaya kelekatan aman.
Kata Kunci: gaya kelekatan, remaja dan orang tua.
File Selengkapnya.....