ABSTRAK
Sampai sekarang, Gereja Katolik masih melihat kemiskinan sebagai sebuah persoalan yang penting dan mendesak untuk dibahas dan dicarikan jalan penyelesaiannya. Sikap Gereja itu tertuang dalam berbagai Ajaran Sosial Gereja . Dalam perspektif iman Katolik, kemiskinan bukanlah sebuah persoalan di balik meja teori melainkan sebuah persoalan konkret yang menyangkut martabat manusia sebagai gambaran Allah. Gereja mengajarkan agar umatnya sungguh-sungguh berpihak dan terlibat dalam usaha menyesejahterakan mereka yang miskin, lapar, dan tersingkir dalam kehidupan sosial masyarakat.
Tesis ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain studi kasus yang dimanfaatkan untuk mengevaluasi Program Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang. Evaluasi Program Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang diletakkan dalam konteks persolan substansi dan aplikasi. Persoalan substansi berkaitan dengan landasan filosofi, idiologi dan tujuan yang hendak dicapai dalam Aksi Puasa Pembangunan. Persoalan aplikasi bersinggungan dengan manajemen keterlibatan sosial dalam pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.
Kerangka teori yang dikembangkan untuk tujuan evaluasi dengan menggunakan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan teori community empowerment dalam dimensi Corporate Social Responbility. Kombinasi dari dua hal berbeda ini akan menjadi panduan dalam penyusunan standar kinerja pelaksanaan Program Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang.Standar kinerja yang dihasilkan akan digunakan untuk mengukur kinerja yang aktual terjadi.
Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa Gereja, dalam hal ini Keuskupan Agung Semarang, perlu menyesuaikan kebijakan dan program-program strategisnya pada aspek empowering agar tujuan mulianya, yakni pengentasan umat/masyarakat dari kemiskinan dapat benar-benar tercapai.
Kata Kunci: Keterlibatan Sosial, Ajaran Sosial Gereja, community empowerment, Corporate Social Responbility
File Selengkapnya.....