ABSTRAK
Kemiskinan terus menjadi masalah fenomena sepanjang sejarah Indonesia. Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.
Demi mengatasi permasalahan kemiskinan ini, maka pemerintahmelalui Kementerian Sosial untuk menciptakan sebuah program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni. Program ini ditujukan bagi masyarakat miskin yang tinggal di rumah yang tidak layak serta masyarakat miskin yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan olehKementerian Sosial.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan pengumpulan data primer berupa wawancara dan observasi dilapangan, dan pengumpulan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ini diperoleh kesimpulan bahwa sesuai dengan teori implementasi kebijakan menurut Grindlefaktor-faktor yang menghambat pada implementasi kebijakan pemberian bantuan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Pantai Labu adalah : 1) Kepentingan Kelompok sasaran, 2). Kedudukan pengambil keputusan, 3). Pelaksana kegiatan, dan 4). Sumber daya yang disediakan, kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat.Faktor-faktor yang mendukung adalah : 1). Tipe manfaat yang akan diterima, 2). Jangkauan perubahan yang diinginkan,karakteristik lembaga dan penguasa, dan 2). Tingkat Kepatuhan dan Responsifitas Kelompok Sasaran.
Kata kunci: Kemiskinan, Implementasi Kebijakan, Grindle, Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni