ABSTRAK
Kaabupaten Enrekang termasuk daerah pegunungan Latimojong dengan garis kontur yang rapat sehingga memiliki potensial terjadinya bencana gerakan tanah, apalagi diikuti dengan hujan secara terus menerus. Salah satu kecamatan yang sering terjadi gerakan tanah adalah Kecamatan Masalle. Berdasarkan kondisi eksisting, pemanfaatan lahan terdiri dari berbagai permukiman, perdagangan, perkebunan dan aktivitas lainnya. Adapun penyebab terjadinya gerakan tanah di Kecamatan Masalle ini karena terletak di daerah pegunungan yang memiliki kemiringan lereng curam dan banyaknya kegiatan pembukaan lahan untuk lahan perkebunan.
Penelitian ini mencoba untuk mengaplikasikan metode SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam penetuan zonasi kerentanan gerakan tanah sebagai bagian dari mitigasi bencana alam, dalam penelitian ini akan menghasilkan tingkat kerentanan tanah yang diklasifikasikan kedalam beberapa tingkatan menurut tipologi zonanya, kemudian akan dijelaskan secara deskriptif bagaimana arahan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan tingkat kerentanannya.
Berdasarkan data dan hasil analisis yang dilakukan wilayah gerakan tanah dengan kondisi tingkat kerentanan gerakan tanah Sangat Rendah mempunyai luasan 4,74 Ha atau 0,06% dari luas wilayah Kecamatan Masalle. Luasan gerakan tanah dengan kondisi tingkat kerentanan gerakan tanah Rendah mencapai 2777,61Ha atau sekitar 36,95% dari luas wilayah Kecamatan Masalle. Kondisi tingkat kerentanan Menengah mempunyai luasan 4724,61 Ha atau sekitar 62,84% dari luas wilayah Kecamatan Masalle, kondisi tingkat kerentanan Tinggi mempunyai luasan 11,12 Ha atau sekitar 0,15% dari luas wilayah Kecamatan Masalle.
Kata Kunci : Gerakan Tanah, Rentan, Zona