ABSTRAK
Pelumasan memiliki peranan penting pada mesin dan peralatan yang didalamnya terdapat suatu komponen yang saling bergesekan yaitu sebagai pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal. Pelumas bio berbasis minyak nabati dapat memenuhi semua tuntutan baik dari fungsi maupun lingkungan. Namun secara langsung tidak dapat dilakukan karena memiliki nilai kekentalan kinematik yang rendah dibandingkan dengan minyak bumi mineral dengan begitu harus dicampur dengan aditif untuk menaikan sifat kekentalan minyak nabati pada pengujian ini. Faktor pendukung dari pelumas nabati yang perlu diperhatikan yaitu nilai pH sebagai sifat yang bisa menyebabkan korosi pada komponen mesin apabila sudah mencapai asam kuat. Pada penelitian ini mesin uji yang digunakan yaitu mesin 4langkah SOHC dengan 2-katup pada sepeda motor Honda Vario 110 cc generasi pertama. Minyak nabati murni dan yang ditambahkan aditif digunakan secara langsung sebagai oli pelumas sampai jarak operasional mesin masing-masingnya 1050 km. Tujuan dari pengujian untuk mengetahui kinerja minyak pelumas dan penurunan kualitas dari oli pelumas. Hasil dari penelitian mengalami kenaikan rapat massa pada suhu 40℃ dan 100℃ setelah jarak tempuh operasional dari mesin. Untuk kekentalan kinematik mengalami kenaikan yang cukup signifikan padasuhu 40℃ maupun suhu 100℃. 41,59 cSt menjadi 48,41 cSt pada suhu 40℃ dan 18,10 cSt menjadi 22,88 cSt pada suhu 100℃ untuk minyak nabati murni. Sedangkan pada minyak nabati yang ditambahkan aditif mengalami peningkatan yang cukup tinggi , 42,45 cSt menjadi 110,62 cSt pada suhu 40℃ dan 17,96 cSt menjadi 47,64 cSt pada suhu 100℃. Untuk nilai pH mengalami penurunan dari dari pH 7 menjadi 5 pada minyak nabati murni dan pH 6,5 menjadi 4,5 pada minyak nabati ditambah aditif menggunakan indikator. Pada pH meter digital mengalami penurunan dari pH 7,8 menjadi 5 untuk minyak nabati murni dan pH 7,8 menjadi 4,8 untuk minyak nabati yang ditambahkan aditif. pH yang sudah mendekati asam kuat oli pelumas sudah harus diganti. Pengambilan sampel oli sebanyak 10 ml disetiap jarak tempuh 75 km sampai jarak pengujian 1050 km membuat oli berkurang sebanyak 140 ml, hal ini mempengaruhi kondisi mesin disaat beroperasi sehingga mengakibat mesin cepat panas dan suhu oli akan semakin panas lama-kelamaan akan membentuk sludge (lumpur) yang dapat menyebabkan pengikisan pada logam.
Kata kunci : Pelumas bio, Mesin 4-langkah, Kekentalan kinematik, pH