BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengadaan barang/ jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan salah satu proses pada proyek tertentu, seperti proyek pemerintah yang berskala besar. Pengadaan barang/ jasa yang dilakukan bersifat umum dari pengadaan barang seperti pengadaan mobil pada suatu instansi hingga pengadaan jasa seperti jasa konsultan.
Selama ini pengadaan barang/ jasa dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak yang terkait seperti penyedia barang/ jasa dan pengguna barang/ jasa, proses yang dilakukan secara fisik ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang didapat yaitu para pengguna dan penyedia barang/ jasa bertemu secara langsung dan melakukan tahap-tahap pengadaan barang/ jasa bersama-sama. Tetapi kelemahan dari tahap-tahap pelaksanaan pengadaan barang/ jasa konvensional ini dinilai banyak merugikan seperti mudahnya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) berkembang, waktu yang dilakukan lama hingga bila para penyedia barang/ jasa banyak menimbulkan antrian yang dipandang menyia-nyiakan waktu.
Di era reformasi ini, kebutuhan masyarakat akan desentralisasi serta transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknologi informasi menghasilkan titik cerah bagi masyarakat dalam memperoleh informasi, selain itu juga membantu pemerintah dalam memperoleh masukan dari masyarakat. Penggunaan teknologi informasi dalam pengadaan barang/ jasa ini membangun suatu sistem antara masyarakat dengan pemerintahan yang dikenal dengan sebutan e-procurement (Electronic Procurement). E-procurement adalah suatu bentuk sistem baru dalam pengadaan barang/ jasa yang mampu membantu pemerintah dalam hal transparansi informasi serta layanan masyarakat berbasis web.
Untuk menerapkan e-procurement, suatu institusi pemerintah dapat membuat sebuah situs (web site) yang berisi informasi lengkap dan akurat mengenai institusi mereka, baik yang bersifat interaktif maupun pasif yang isinya harus dapat melayani seluruh lapisan masyarakat pengguna. Dengan e- procurement diharapkan masyarakat dapat menyampaikan pendapatnya mengenai pengadaan barang/jasa pada pemerintahan, dalam hal ini situs e-procurement harus bersifat interaktif (minimal ada alamat e-mail yang secara teratur dibaca dan dibalas oleh administrator) agar masyarakat bisa menyampaikan usulan, teguran, atau hal lainnya mengenai institusi yang bersangkutan. Masyarakat juga bisa mengawasi jalannya institusi terkait dengan melihat berbagai kegiatan institusi tersebut.
Membuat e-procurement bukanlah suatu investasi yang murah untuk jangka pendek. Namun untuk jangka panjang sistem ini mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas suatu institusi pemerintah. Pembuatan situs e-procurement harus melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah penelitian mengenai masalah yang hendak dipecahkan, kemudian segala informasi mengenai masalah tersebut dikumpulkan. Setelah informasi tersebut telah lengkap dan dapat dipastikan akurat, barulah dipertimbangkan kebijakan politiknya, aturan- aturannya dan bagaimana nantinya masyarakat serta pemerintah menggunakan situs tersebut. Setelah segalanya lengkap, barulah dibuat situs e-procurement. Pemerintah harus memperhatikan layanan mana yang dimaksimalkan dan layanan mana yang tidak perlu, dengan demikian, situs tersebut menjadi lebih efisien.
Komputer telah memegang peranan yang penting di masyarakat. Dari mulai pengaturan lalu lintas, pengendalian penerbangan, pengadaan barang/ jasa secara elektronik atau pelelangan secara elektronik, maupun pencarian informasi sampai kepada permainan video yang sangat digemari. Banyak produk teknologi lain yang amat meningkat mutunya setelah memanfaatkan komputer serbagai komponennya. Sejalan dengan keuntungan yang ditimbulkan komputer, timbul permasalahan sosial yang cukup memerlukan perhatian. Banyaknya penggunaan komputer di berbagai bidang seperti, robot dalam industri, otomasi perkantoran, sistem uang elektronik/ Automatic Teller Machine (ATM), komputer pribadi, sistem informasi perumahan, dan perkembangannya aplikasi dari kecerdasan buatan menimbulkan permasalah tersendiri di masyarakat.
Mulai menjamurnya penggunaan e-procurement di tubuh pemerintah dan swasta untuk proses pengadaan barang/ jasa, seperti PLN (www. eproc.pln.co.id), Depatemen Pekerjaan Umum (DPU) (www.eproc.pu.go.id), hingga pada swasta pesawat terbang GARUDA (www.eproc.garuda-indonesia.com) juga tidak ketinggalan untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) berlomba-lomba dalam pembuatan e-procurement ini seperti di Kalimantan Barat (www.eproc.kalbar.go.id), Surabaya (www.surabaya-eproc.or.id) serta daerah- daerah lainnya yang dalam pemprosesan pembuatan situs e-procurement. Juga di dunia Internasional e-procurement bukan menjadi hal yang baru lagi seperti yang tertera pada World Bank (web.worldbank.org) yang banyak membahas pada prosedur secara global serta dari India (www.c1india.com). Trend yang terjadi di dunia hingga september 2005 sangat tinggi kemajuan tentang e-procurement ini, perbandingan jumlah pemakaian dengan tender dengan e-procurement sangat jauh berbeda, dengan nilai puluhan juta tiap tahun trend yang terjadi semakin tinggi, seperti pada Gambar 1.1 yang dapat terlihat pada grafik di bawah ini:
Dari pengadaan barang/ jasa yang kini beredar, masih bersifat umum yaitu jenis pengadaan barang/ jasa dalam segala hal, seperti pengadaan barang/ jasa kendaraan, komputer, hingga material-material.
Konsentrasi manajemen konstruksi yang diambil, mendapatkan pemikiran dari pengadaan barang/ jasa yang umum untuk di khususkan hanya proyek konstruksi dan juga hasil yang didapat nantinya dapat digunakan oleh semua pihak terutama perusahaan-perusahaan yang terkait dengan proyek konstruksi. Dengan mengambil menyatukan dari teori yang ada serta situs-situs e-procurement yang telah banyak berkembang. Contohnya pada situs e-procurement Pemprov Surabaya, statistik yang didapat komposisi pekerjaan yang terjadi jasa pemborong non struktur 3%, jasa pemborong barang 34%, jasa konsultasi 10%, dan jasa lainnya 14%, serta 39% diduduki oleh jasa pemborong konstruksi seperti yang tergambar pada Gambar 1.2.
1.2 Rumusan Masalah
Latar belakang yang telah diuraikan di atas telah mengarahkan pada permasalahan-permasalahan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan prototipe sistem pengadaan barang/ jasa secara elektronik (e- procurement) yang lebih khusus kepada proyek konstruksi.
Beberapa hal yang ingin diketahui secara spesifik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana skema proses pengadaan barang/ jasa dengan menggunakan cara konvensional,
b. Bagaimana skema proses pengadaan barang/ jasa dengan menggunakan situs- situs e-procurement,
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya teori mengenai manajemen konstruksi, khususnya dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin maju hingga manajemen kontruksi dapat mengimbangi perkembangan zaman. Secara rinci, tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mendeskripsikan skematiskan proses-proses ataupun tahapan-tahapan bagi penyedia dan pengguna barang/ jasa proyek kontruksi dalam mengikuti pelelangan pada sistem konvensional yaitu pertemuan langsung antara penyedia dan pengguna barang/ jasa,
b. Untuk mendeskripsikan skematiskan proses-proses ataupun tahapan-tahapan bagi penyedia dan pengguna barang/ jasa kontruksi dalam mengikuti pelelangan pada sistem e-procurement.
1.4 Batasan Penelitian
Isi dan bahasan pada tulisan ini mempunyai lingkup yang terbatas pada:
1.4.1 Lingkup Materi Penelitian
Lingkup materi penelitian merupakan bahasan pokok yang secara langsung berperan untuk mencapai tujuan penelitian, yang akan mencakup sebagai berikut:
a. Proses penggunaan cara konvensional, b. Proses penggunaan cara e-procurement,
c. Sikap para ahli dalam forum Delphi (forum yang menghadirkan staf ahli untuk menilai hasil dari penelitian, forum ini dilakukan secara berulang hingga hasil penelitian tersebut dapat diterima),
1.4.2 Batasan Studi Kasus
Studi kasus yang dipilih pada penelitian ini berupa situs pemerintahan tentang pengadaan barang/ jasa yaitu pada Departemen Pekerjaan Umum yang terdapat pada situs: eproc.pu.go.id. dan Pemerintah Kota Surabaya yang terdapat pada situs: www.surabaya-eproc.or.id
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan terhadap khasanah pengetahuan dalam bidang manajemen konstruksi, khususnya dalam hal kemajuan teknologi tentang pengadaan barang/ jasa dalam e-procurement. Adapun pihak-pihak yang dapat memanfaatkan hasil penelitian ini diantaranya:
a. Akademisi dari disiplin ilmu Teknik Sipil, khususnya Manajemen Konstruksi b. Kalangan swasta, khususnya pengguna dan penyedia jasa
c. Unsur pemerintah dan instansi swasta lainnya baik dalam hal memahami proses pengadaan barang/ jasa dalam e-procurement maupun dalam menciptakan e-procurement baru untuk instansinya masing-masing.
d. Masyarakat umum yang mempunyai minat pada ilmu Manajemen Konstruksi.
1.6 Keaslian Penelitian
Penelitian ini dilakukan bedasarkan perkembangan kemajuan dunia teknologi di bidang proyek konstruksi. Penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini adalah Tugas Akhir mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) oleh Daniel Panem beserta Nova Sano S. Subakti pada tahun 2001 yang berjudul Perencangan Sistem Pengadaan Barang/ Jasa Proyek Konstruksi Berbasis Web yang difokuskan pada pembuatan web untuk pengadaan barang/ jasa yang hanya mengambil bahan dari teori-teori yang telah ada. Penelitian yang dilakukan oleh Widyo Aji Sasongko pada tahun 2005 yang berjudul Rancang Bangun Aplikasi Elektronik Lelang yang berfokus pada perancangan pelelangan barang melalui situs.
Pada penelitian lain seperti Tesis mahasiswa ITB oleh Rahmi Maulidya tentang Perancangan dan Pembuatan Sistem Kolaborasi Desain Produk Berbasis Web pada tahun 2005, penelitian ini hanya berhubungan pada perancangan sistem yang berbasis web tetapi tidak menyangkut dengan pengadaan barang/ jasa proyek konstruksi.
Supaya tidak terjadi duplikasi maka pada bab tinjauan pustaka diuraikan secara jelas persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu.
FREE DOWNLOAD Klik Disini