BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berad pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel (UU No. 22 Tahun 2009). Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi yang baik dan memadai akan semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat pertumbuhan lalu lintas, baik dalam bentuk jumlah maupun beban kendaraan yang melintasi suatu ruas jalan tertentu. Hal tersebut akan mempengaruhi kinerja dan performa, serta membawa dampak terhadap kekuatan, kekakuan, dan kemampuan layan struktur dari suatu ruas jalan. Apabila hal tersebut dibiarkan secara terus menerus dan tanpa ada suatu penanganan yang pasti, maka akan dapat mengakibatkan kerusakan pada jalan.
Kerusakan jalan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor beban lalu lintas yang ditopang, material penyusun struktur perkerasan, faktor desain, faktor pelaksanaan konstruksi, konsep pemeliharaan, faktor lingkungan, serta faktor cuaca dan iklim.
Jalan mempunyai umur rencana yang sudah ditentukan, tetapi tercapainya umur rencana dari suatu ruas jalan tersebut ditentukan oleh aktivitas pemeliharaan dan perbaikan, sehingga mutlak diperlukan suatu pemeliharaan (maintenance) dan perbaikan (rehabilitation) yang dilakukan secara sistematis dan berkala pada suatu ruas jalan tersebut, guna mempertahankan kondisi suatu ruas jalan agar selalu dalam kondisi baik.
Kerusakan permukaan jalan pada struktur perkerasan lentur (flexible pavement) terbagi menjadi 19 jenis kerusakan, yaitu pengausan agregat, retak buaya, retak memanjang / melintang, kegemukan, retak kotak-kotak, tambalan, cekungan, lubang, pinggir jalan turun vertikal, keriting, amblas, retak pinggir, retak sambung, sungkur, patah slip, alur, mengembang jembul, perpotongan rel, dan pelepasan butir.
Jalan lokal pada umumnya kurang mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat yang ditandai dengan terjadinya banyak kerusakan pada jalan lokal tersebut dalam waktu yang relatif lama tanpa dilakukan perbaikan, seperti pada ruas Jalan Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul yang termasuk jalan lokal berdasarkan status administrasinya dengan bentang wilayah
berupa daerah yang berbukit dengan cukup banyak tikungan, tanjakan, dan turunan. Ruas jalan tersebut memiliki beberapa kerusakan pada lapis perkerasannya yaitu retak buaya, cekungan, amblas, retak pinggir, retak memanjang, tambalan, pengausan agregat, lubang, pelepasan butir, keriting,
mengembang jembul, sungkur, dan patah slip yang diperoleh dari hasil Pavement Condition Index (PCI).
Oleh karena hal tersebut di atas, maka penulis perlu melakukan penelitian Hubungan antara Kondisi Struktural menggunakan Metode Lendutan Balik dengan Kerusakan Fungsional menggunakan Metode PCI dengan studi kasus ruas Jalan Triwidadi Sta. 16+000 - Sta. 18+000, Kecamatan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, guna melihat hubungan antara kerusakan fungsional dengan struktural jalannya.
.
1.2. Rumusan Masalah
Pesatnya pertumbuhan lalu lintas merupakan faktor dari adanya deformasi pada perkerasan jalan yang disebabkan oleh beban kendaraan yang melintas di atas ruas jalan tersebut tersebut, yang sedikit demi sedikit akan menyebabkan kerusakan pada lapisan perkerasan lentur, misalnya retak buaya, cekungan, amblas, retak pinggir, retak memanjang, tambalan, pengausan agregat, lubang, pelepasan butir, dan lain-lain yang akan mengurangi tingkat kenyamanan dan membahayakan keselamatan pengguana jalan pada ruas Jalan Triwidadi. Adapun rumusan masalah yang dibahas dari permasalahan yang ada di atas yaitu:
1. Berapa nilai lendutan yang dialami pada ruas Jalan Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul menggunakan alat Benkelman Beam?
2. Bagaimana upaya penanganan atau perencanaan perkuatan yang dapat dilakukan berdasarkan tingkat lendutan yang terjadi?
3. Bagaimana hubungan antara kerusakan jalan secara fungsional dengan struktural jalannnya yang terjadi pada ruas Jalan Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul?
1.3. Lingkup Penelitian
Beberapa batasan diberikan dengan tujuan mempermudah peneliti membuat pembahasan untuk penyusunan Tugas Akhir ini. Adapun beberapa batasan tersebut yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan peneliti terletak di ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Ruas jalan yang akan diteliti oleh peneliti memiliki panjang 1,950 km, yang dimulai dari Sta. 16+000 - Sta. 18+000.
3. Dalam melakukan penelitian untuk memperoleh besarnya nilai lendutan pada perkerasan lentur ruas Jalan Triwidadi menggunakan Metode Lendutan Balik dengan alat yang digunakan yaitu Benkelman Beam.
4. Jenis perkerasan yang akan dirancang dalam menghitung overlay yaitu perkerasan lentur.
5. Menggunakan Pedoman Pd T-05-2005-B dalam analisa data.
6. Menggunakan software Microsoft Excel dalam proses perhitungan.
1.4. Tujuan Penelitian
Tugas Akhir ini disusun oleh peneliti dengan tujuan :
1. Mengevaluasi nilai lendutan yang terjadi di struktur perkerasan lentur Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Benkelman Beam.
2. Merencanakan tebal overlay dengan menggunakan Metode Lendutan Balik dengan alat Benkelman Beam.
3. Meninjau hubungan antara kerusakan jalan secara fungsionl dengan struktural jalannya.
1.5. Manfaat Penelitian
Dari penelitian pada ruas Jalan Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul ini memiliki manfaat sebagai dasar perencanaan tebal lapis tambah (overlay) perkerasan lentur jalan guna meremajakan perkerasan jalan sehingga melancarkan arus lalu lintas, distribusi barang dan jasa, akses penghubung antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya, serta dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian dan taraf hidup masyarakat di sekitar daerah tersebut. Selain sebagai dasar perencanaan tebal lapis tambah (overlay) di ruas Jalan Triwidadi, terdapat juga manfaat dalam bidang akademis, yaitu:
1. Memberikan informasi mengenai bagaimana cara mengevaluasi nilai lendutan yang akan digunakan sebagai dasar dalam merencanakan tebal overlay dengan menggunakan Benkelman Beam.
2. Dapat dijadikan acuan dan pembanding dalam penulisan penelitian yang serupa atau yang berkaitan.
