ABSTRAK
Tujuan tulisan ini adalah untuk memahami makna Hawa sebagai penolong dalam Kejadian 2: 18 yang ditinjau menurut hermeneutik dan psiko feminis. Tulisan ini hendak merekonstruksi Kejadian 2: 18 dengan melihat kondisi psikologi Hawa sebagai simbol seluruh perempuan. Hasil analisa yang dilakukan menunjukan bahwa penolong yang dimaksudkan dalam Kejadian 2: 18 sangat berbeda dengan makna layaknya pembantu. Penolong dalam Kejadian 2: 18 menggambarkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan yang sifatnya saling membutuhkan untuk menutupi kekurangan dan keterbatasan. Analisa ini kemudian digunakan untuk merekonstruksi relasi laki-laki dan perempuan dalam masyarakat Israel Kuno. Penelitian ini melalui hermeneutik dan psiko feminis ingin menunjukan bahwa perempuan memiliki peranan yang luar biasa karena memiliki sumber daya manusia yang berlimpah untuk menolong pihak lain, dalam hal ini laki-laki dalam menjalankan segala urusan yang ada dalam keluarga dan komunitas. Dengan demikian, maka kajian psiko-feminis hendaknya dapat meningkatkan status dan rasa percaya diri perempuan terutama di Indonesia untuk terlibat aktif dalam ranah domestik dan publik.
Kata kunci: perempuan, kesetaraan, hermeneutik, psikologi feminis
File Selengkapnya.....