ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan berdasar pada hasil observasi bahwa terdapat masalah manajemen konflik yang rendah pada anggota Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 11 Semarang yang ditunjukan dari adanya aktivitas siswa seperti tidak mengikuti kegiatan KIR tanpa alasan yang jelas dan adanya perselihan antara angota kelompok. Masalah manajemen konflik tersebut diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan manajemen konflik melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Pre Eksperimental One Group Pre Test and Post Test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota kelompok ilmiah remaja Tahun 2014 yang berjumlah 40 siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, dan sampel penelitian ini berjumlah 10 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode skala manajemen konflik sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik wilcoxon match pairs.
Hasil penelitian menunjukan peningkatan skor konsentrasi belajar dari sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving yaitu 74% (tinggi) dan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving skor strategi manajemen konflik menjadi 85% (tinggi). Dari perbandingan hasil pre test dan post test terdapat perubahan yang menunjukan peningkatan strategi manajemen konflik. Terdapat peningkatan konflikr yang signifikan sebelum dan setelah memperoleh layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik problem solving. Secara keseluruhan, strategi manajemen konflik meningkat 11%. Berdasarkan tabel bantu uji wilcoxon match pairs diperoleh thitung = 0 < t tabel = 8.
Simpulan yang dapat diambil yaitu bimbingan kelompok teknik problem solving memerikan pengaruh terhadap peningkatan manajemen konflik anggota kelompok ilmiah remaja SMA Negeri 11 Semarang. Saran yang diajukan peneliti yaitu Pembimbing KIR dan Kepala Sekolah seyogyanya terus mendorong dan memotivasi serta memfasilitasi anggota KIR guna mendukung peningkatan manajemen konflik dan guru Bimbingan dan Konseling dapat menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving sebagai alternatif untuk meningkatkan strategi manajemen konflik serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyusun program BK di SMA.
Kata kunci: strategi manajemen konflik, bimbingan kelompok, problem solving
File Selengkapnya.....